Hubungan Status Perokok Pasif dan Kadar Hamil Trimester III dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang.

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi mengalami kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi. Faktor ibu yang dapat menyebabkan asfiksia adalah usia ibu, paritas, usia kehamilan, hipertensi dalam kehamilan, anemia dan status perokok pasif. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2015 menunjukkan bahwa 698 bayi baru lahir mengalami asfiksia neonatorum sebanyak 6,7% meninggal pada usia 0-28 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status perokok pasif dan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu mengumpulkan data yang diambil dari semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada rentan waktu yang telah ditetapkan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis multivariat uji regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara status perokok pasif dengan kejadian asfiksia neonatorum (p-value = 0.001) dan ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan kejadian asfiksia neonatorum (p-value = 0.002). Kesimpulan dari penelitian ini adalah status perokok pasif dan kadar hemoglobin rendah pada ibu hamil trimester III berisiko dapat meningkatkan kejadian asfiksia neonatorum